Kamis, 10 Februari 2011

Tentang Super KIPS & HSAS

SK Motor inc.
Kawasaki Ninja 150R bertambah lagi variannya dengan masuk Ninja 150RR di 2002. Saat itu Ninja 150RR murni masih built-up alias diimpor dari Thailand dengan kode produksi KR150K. Perbedaannya dengan Ninja 150R, Ninja 150RR menggunakan teknologi KIPS.
KIPS adalah teknologi katup tambahan di blok silinder. Berfungsi menahan sisa gas buang di putaran bawah supaya tidak terlalu blong. Teknologi ini membantu putaran atas supaya gas buang dilepas maksimal. “Nama komponen penggeraknya Super KIPS. Jadi, KIPS di 2002 sama juga dengan versi Super KIPS di era 2006,” Tutur Om ucup, mekanik foto 1 noh... :D
Selain KIPS, Ninja 150RR juga sudah menggunakan fairing. Frame atau rangka juga sudah bulat alias tidak kotak lagi. Lengan ayun pun menggunakan teknologi stabiliser atau tiang tambahan di swing-arm untuk keseimbangan saat suspensi belakang bekerja.
HSAS...

Lanjut brooo.... [... ]

Di tahun ini generasi Kawak Ninja 150, 150R dan Ninja 150RR berubah total. Inovasi yang paling jelas semua varian Ninja 150 sudah aplikasi Super KIPS (Super Kawasaki Integrated Powervalve System), catalytic converter, dan HSAS (High Performance Secondary Air Sistem).
Dua teknologi terakhir di atas berkaitan untuk menekan emisi gas buang. HSAS menggunakan mekanisme valve alias katup yang fungsinya menyemprotkan udara segar atau oksigen ke lubang buang. Valve akan membuka dan menyemprotkan udara segar saat mesin di putaran bawah.
Di 2006 kode mesin semua generasi Ninja 150 berubah jadi 1855 seperti generasi awal kemunculan Ninja 150. Untuk Ninja 150 dan Ninja 150RR di Oktober 2006 mengadopsi Keihin PWL 26 sampai sekarang. Main-jet jadi ukuran 138 dan jarum skep berubah kode jadi N5LD. Jarum diklaim lebih tirus dibanding jenis sebelumnya.

Senin, 07 Februari 2011

Abdi Negara selepas Sekolah Tinggi...

ontel cuy...
Animo masyarakat yg berkembang hingga saat ini mengatakan bahwa menjadi abdi negara atau pegawai negeri  ( PNS katanyamah ) adalah yang terbaik, itu bs benar bs juga slh. Dari thn ke thn ratusan bahkan ribuan org baik dri kalangan SLTA hingga Sarjana mendaftarkan diri menjadi pegawai negeri. Tingginya peminat calon pegawai negeri sipil disebabkan karna banyaknya keunggulan yg diperoleh...
Begitu jg niat gue buat jdi PNS yg ktnya minimal masa depannya bs ongkang-ongkang kaki, bc koran & ngroko dji-samsoe *maaf nyebutin merk* [...]
Hingga akhirnya trdampar disebuah skolah dgn bngunan bru & jumlah murid yg baru pula *cuma 50 ekor*... :D

Honor mania..
Setelah lapan bulanan, trjadi pergantian Rezim dikampung gue.         Dri sinilah awal-mula kenaikan karir gue wlwpun msh mnjadi honorer. Gue dipercayakan pemegang duit pdhl ilmu yg gue dptin dikampus blum nympe. Mungkin inilah yg disebut sambil menyelam minum air berdasar pengalaman & kebiasaan.
Namanya megang duit, plgi pas klo dpt bantuan dri Pemprov noh atawa Pemda ngeri kadang. Smpe tmen gue ada yg blg "cuy mnding jdi gayus aja lu... " [.... ] red...



Berhubungan dgn ini, muncul satu pertanyaan “Knp di Indonesia sulit untuk mengurangi bahkan menghilangkan KKN (Kuliah Kerja Nyata.. eitzz.. Korupsi Kolusi dan Nepotisme)??” tidak menutup kemungkinan ini disebabkan karna dri awal untuk jdi abdi negara kudu nyogok. Paham ngak..??
Kasarnya gini, anggap saja Si Gayus..
[cerita ini hanya fiktif belaka, klo ada ksamaan nama, tempat dan kondisi kejadian, itu bukan hanya faktor kebetulan dan kesengajaan]...
Pas wktu gayus masuk pegawai negeri sipil dia membayar dana 100 juta rupiah ke makelar PNS, setelah lulus Gayus berpikir… “Gaji PNS golongan IIIa sekian rupiah, tunjangan ini ditambah tunjangan itu sekian rupiah. Jika dijumlahkan = sekian rupiah. wadowww… 100 jutanya saya kapan baliknya yah..??”
100 jutanya Si Gayus mungkin bisa balik klo udh ngabdi selama sekian taon atau sampe pensiun gak balik-balik tuh duit.. rugi..rugi..
Nah, atas dasar inilah Si Gayus bermain sana sini, malak sana sini, nyisip sana sini biar 100 jutanya bisa balik dalam setahun.
Gayus berkata “gak nyesel gue bayar 100 juta dalam setaon dah balik 100 kali lipat.. hoooaa…hoooaaaa..hooooaaaa….”


**cuma seumpamanya**